Covid-19 menjadikan Sektor Pendidikan dibuka Paling Terakhir

Covid-19 menjadikan Sektor Pendidikan dibuka Paling Terakhir

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memalui ketunya Bapak Doni Monardo mempersiapkan program paralel dalam menghadapi COvid-19. Program ini bertujuan mencegahnya masyarakat terpapar Covid-19 dan juga tidak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Bapak Doni mengatakan bahwa sektor pendidikan menjadi sektor yang paling terakhir dibuka atau dilonggarkan. Resiko membuka sektor pendidikan sangat tinggi dalam penyebaran virus corona.

Penjelasan Bapak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa sektor pendidikan menjadi yang paling terakhir dibuka dalam masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Pembukaan sekolah akan dibahas oleh beliau setelah pembukaan sektor lain.

Kesiapan seluruh elemen yang berkatitan dengan pendidikan tentunya, harus disiapkan. Bagi penyelenggara pendidikan tentunya harus membuat langkah-langkah yang mendukung kondisi saat ini. Bagi seluruh guru pun tentunya harus menyiapkan diri sesuai skenario yang ditentukan oleh sekolah. Orang tua pun harus menyiapkan kondisi di rumah yang menemani putra-putrinya belajar di rumah. Nah…yang utama adalah bagi anak-anak yang telah rindu untuk datang kesekolah.

Sosialisasi tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terus dilakukan, sehubungan kasus positif Covid-19 naik siginifikan. Data hari Rabu (10/6/2020) mengalami kenaikan 1.241 kasus sehingga total menjadi 34.316. Presiden Jokowi menegaskan bahwa ancaman Covid-19 masih ada. Beliau mengajak semuanya patuh pada protokol kesehatan yang sudah dibuat. Jangan sampai ada gelombang kedua . “Adaptasi kebiasaan baru bukan berarti menyerah, apalagi kalah. Tapi kita harus mulai dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan sehingga masyarakat produktif, tetapi aman dari penularan Covid-19” ujar Bapak Presiden.

Bapak Presiden saat mengunjungi Kantor Gugus Tugas Nasional Covid-19, Rabu (10/6/2020). Foto PR hal 11. Sigid K/Pool/Antara

Sumber :
Harian Pikiran Raykat hari Kamis (11/6/2020)
Tribun Jabar hari Kamis (11/6/2020)

15 Komentar


    1. Saya setuju untuk menghindari anak tertular covid 19 sekokah untuk tdk di buka dulu, karena anak sekokah masih rentan dan imunnya belum kuat..

      Balas

  1. Bagaimana masyarakat tetap produktif tp aman dari penularan covid, kl sy lebih setuju gpp sekolah tidak dibuka dulu, kl dibuka takutnya ada anak 2 yg walinya dr bepergian jauh

    Balas

    1. Setuju untuk KBM tatap muka ditunda dulu. AKB khususnya di dunia pendidikan, harus disosialisasikan secara merata khususnya untuk para ortu n peserta didik, dan kerja pararel antara pemerintah, sekolah dan jajarannya, krn masih juga ada yang awam tentang protokol kesehatan.

      Balas

    1. Terima kasih 😌🙏🙏💕.. Kepada para motivator yg sangat inspiratif….Om Jay and Mr. Bams..serta narsum… Ilmu yg diberikan sangat bermanfaat .. Adanya pandemi COVID-19 membawa hikmah berbagi Ilmu, sebagai ladang amal, kita dapat bersilaturahmi antara motivator dan kami yg baru na belajar…
      Semoga setelah berakhirnya pandemi ini kita masih akan tetap bersama dan berbagi.. 📚✏
      New Normal.. Mari sama-sama kita jalani dengan disiplin diri, dengan adanya new normal sebagai kemampuan kita mengidentifikasi hal-hal baru, paham ttg situasi dan tugas kita ➕🙏…

      Balas

  2. Benar.Mrbams…keselamatan jiwa dan kesehatan anak2 adalah prioritas utama.sedangkan menuntut ilmu bisa dirumah tidak harus bertatap muka secara langsung,jadi program sekolah masuk rumah lebih baik dalam menghadapi pandemi Covid 19.
    Smoga Covid 19,dapat memberikan pelajaran yang dalam bagi kita.

    Balas

  3. Generasi mudah harus diselamatkan terlebih dahulu justru dengan di bukanya sekolah belakangan. Mere kalah yg akan menjalankan negara ini nantinya. Merdeka!
    Aktual tulisannya. Sudi kiranya mengunjungi blog saya Mr bams… ashri83.blogspot.com. Harus belajar nih Dari Mr.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *