Teringat Ibu Tersayang

Teringat Ibu Tersayang

Hari ini terasa berbeda. Saat disekolah yang sangat sepi karena sebagian besar melaksanakan WFH. Kelas sangat sepi. Saya hanya sendiri berada di laboratorium komputer. Saat waktu menunjukkan pukul 11.30 bergegaslah untuk pergi mengambil air wudhu. Sholat Jumat kami lakukan di aula sekolah, seperti biasanya. Hari ini guru agama lengkap, sehingga bisa melaksanakan Sholat Jumat berjamaah.

Saat keluar dari laboratorium komputer, pintu saya kunci. Lorong yang biasanya ramai kala belum pendemi, kini hening. Biasanya saya selalu masuk kelas yang terlewati menuju aula. Ayo nak…kita sholat jumat dulu. Kini kalimat itu tidak bisa diucapkan, kelas-kelas memang kosong. Kursi dan meja saja yang ada didalam kelas. Sambil melangkah menuju tempat kamar mandi. Bayangan teringat kepada seorang ibu, yang melahirkanku. Yang sudah beberapa tahun kebelakang telah meninggal.

Masih teringat saat ibu masuk Rumah Sakit, sepulang dari sekolah sekitar pukul 19.30 WIB saya langsung pergi ke RS. Saya kirim pesan ke Bapak Kepala Sekolah bahwa tugas tambahan sudah selesai. Sekaligus meminta doa, semoga ibu lekas sehat kembali.

Satu jam perjalanan dari sekolah menuju RS Al Ihsan Baleendah. Saat datang ke RS kakak dan adik ada di RS. Terlihat masih segar dan bicara lantang. Ingat ya hari itu hari Kamis. Hari minggu kami ada acara ke Sukabumi. Ibuku berujar, mobil sudah disiapkan ya. Abang duduk didepan, ditengah nanti ada tetah, Hari dan Hendro. Ibu mengatur semuanya. Sambil ngobrol tanganku memegang kakinya, sambil dipijit pelan-pelan. Saya tatap wajahnya Ibu masih terlihat segar. Obrolan terhenti pukul 10.oo WIB, karena ibuku tertidur. Kami lanjutkan obrolan disamping tempat tidur pasein. Tepat pukul 11.00 WIB malam, saya putuskan untuk pulang. Kondisi ibu tidak menghawatirkan.

Bila akan pergi meninggalkan Ibu, walau pun tidur pastinya peluk cium saya lakukan. Malam itu terasa ngak tega untuk melakukannya. Tidur yang sangat nikmat yang saya lihat saat akan pamit pulang. Eh…nikmat banget ema tidurnya ya. Saya pun pulang menuju rumah yang berjarak sekitar 6 Km. Setiba di rumah saya bercerita kepada istri bahwa kondisi Ibu tidak menghawatirkan.

Keesokan harinya, saat datang di sekolah saya diingatkan oleh teman mengajar. Bang lihat gawainya, ya Allah di gawai penuh dengan kiriman pesan, bahwa Ibu meninggal pukul 06.55 WIB. Menyesal rasanya malam tak memeluknya. Hari Jumat tanggal 9 Desember 2019 ibunda Edeh Suryaatmaja menginggalkan kita semua.

Langsung saya menemui Bapak Kepala Sekolah, untuk meminta ijin pulang. Kami pun pulang bersama putri kami Salwa. Hari itu sebenarnya kami sudah merencanakan akan menjenguk ke RS, tapi takdir Allah memang berkehendak lain. Saat kami datang ke RS, ternyata mobil jenazah sudah pergi. Sekitar pukul 08.30 WIB jenazah sudah ada di rumah setelah dimandikan di RS. Jadi teringat saat ibu masih hidup, ema kalau meninggal enaknya di RS biar datang ke rumah tinggal menyelotkan. Subhanallah yang menyolatkan tiada berhenti sampai jelang sholat jumat.

Semoga ibunda tenang di alam kuburnya dan kelak ditempatkan di surga bersama kita semua.

Bambang Purwanto (Mr. Bams)
SMP Taruna Bakti
NPA PGRI : 10012000091

1 Komentar


  1. Ibu memang sosok yang mengangenkan.

    Kadang saya ingin menuliskan cerita² tentang ibu. Terlalu banyak kelakuan yang harus saya sesali ketika beliau masih ada. Itu kemudian membuat saya malah tanpa sadar tidak kunjung menulis.

    Selebihnya, mohon saran dari Pak Bram atas blog saya. Saya merasa ada yang kurang, tapi sepertinya perlu masukan untuk mengetahui letak kekurangannya.

    http://elitmahardhika.blogspot.com

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *