Khutbah Jumat – 18 November 2022

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَل

اَ هَادِيَ لَهُ

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun

فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (١) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ (٢) مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ (٣) اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ (٥) صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ (٦)  

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Mengawali khutbah ini, tidak bosan-bosannya, khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa bersyukur pada Allah swt atas segala anugerah nikmat yang kita terima dalam kehidupan ini. Dan juga mari kita terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, bukan hanya diucapkan melalui lisan kita saja, namun terlebih dari itu ditancapkan dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan kita sehari-hari. Di antara wujud komitmen bertakwa itu adalah senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadi panutan kita dan tiap sunnahnya selalu kita teladani.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Surat pertama di dalam al-Qur’an dinamai al-Fatihah karena merupakan pembukaan atau mukaddimah dari al-Qur’an, dinamai Ummul Kitab atau Ummul Qur’an, karena ia merupakan resume atau induk dari kitab suci yang agung itu. Surat ini disebut juga al-Sab’u al-Matsani atau “Tujuh ayat yang selalu berulang”, karena ia terus menerus dibaca secara berulang-ulang oleh setiap muslim dalam shalatnya.

Sesuai dengan nama tersebut di atas, azas-azas ajaran Islam terangkum dalam surat ini, antara lain: (1) Akidah yang berisi ajaran mengenai suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Selanjutnya surat ini mengandung ajaran tentang (2) Syariah, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu (a) Ibadah yang merupakan bukti-bukti keimanan seseorang. (b) terdiri dari mu’amalah, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, yang disebut Hablun Minallah dan hubungan manusia dengan sesamanya, dan makhluk lain, yang disebut Hablun Minannas. Kedua hubungan tersebut dinamai juga hubungan vertikal dan horizontal yang keduanya saling terkait dan berkelindan.

 Ajaran selanjutnya (c) adalah mengenai Akhlak, yang menurut pengertian bahasa berarti perangai, adat, kebiasaan, perbuatan, baik yang terpuji, maupun yang tercela. Karena itu dikenal dengan al-Akhlak al-Mahmudah (akhlak terpuji), dan al-Akhlak al-Madzmumah (akhlak tercela).

Ajaran dasar yang ke (3) Mengenai hukum dan peraturan. Ajaran ini sangat dibutuhkan dalam hidup dan kehidupan manusia, karena dapat mengatur prilaku manusia menjadi baik, saling menghormati satu sama lain, dan saling tolong menolong.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ajaran dasar berikutnya (4), berkisar pada janji dan peringatan.  Al-Fatihah, menjelaskan juga menganai janji-janji Allah s.w.t.. Janji-janji itu berupa penjelasan bahwa siapapun yang beriman dan berbuat kebajikan, maka akan dibalas dengan kebajikan dan kebahagiaan pula, baik dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi.

Ajaran dasar yang ke (5) berupa Petunjuk dan hidayah. Petunjuk dan hidayah Allah merupakan bimbingan bagi semua umat manusia, agar mencapai kebahagiaan yang abadi, baik pada masa kini, maupun pada masa yang akan datang.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ajaran pokok selanjutnya, (6) terdiri dari berita, sejarah dan kisah-kisah. Sebagai pusat informasi, al-Qur’an mengungkapkan berita-berita masa lalu, peristiwa masa kini, dan prediksi yang terjadi di masa yang akan datang. Karena itu, al-Qur’an mengungkapkan berbagai berita, sejarah, dan kisah-kisah umat terdahulu agar dijadikan pelajaran bagi umat manusia. Peristiwa yang terjadi pada masa kini juga diinformasikan al-Qur’an, demikian juga prediksi yang terjadi pada masa yang akan datang. Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan yang terakhir dan mutakhir dari sains dan teknologi. Al-Qur’an menceritakan tentang sejarah umat terdahulu, seperti kaum Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim, a.s., Kaum “Aad, Kaum Tsamud, Umat Nabi Musa a.s., Fir’aun, Qarun, Namrudz, dan berbagai peristiwa lainnya. Al-Qur’an juga menginformasikan tentang sumber-sumber sains dan teknologi modern yang bersumber dari kitab suci dan dari alam semesta dengan segala peristiwanya yang menakjubkan. Wallahu A’lam

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kedua

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,

Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

Ya Allah, Ya Rabb, hanya dalam kuasa-Mu segala apa yang terjadi pada hamba-Mu ini, tiada daya dan upaya selain keagungan-Mu. Ya Allah, jadikanlah segala nikmat dan titipan-Mu menjadikan hamba-Mu semakin pandai bersyukur.

Berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, ya Allah. Tuntunlah setiap langkah kami dijalan-Mu, ya Allah. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami, ya Allah

Ya Allah, ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami, ya Allah. Ampuni jika selama ini kami telah menzhaliminya, jadikan sisa umur kami menjadi anak yang tahu balas budi, ya Allah.

Ya Allah, lindungi kami dari mati suul khitimah, lindungi kami dari siksa kubur-Mu ya Allah

Ya Allah, satukanlah hati kami dalam ketaatan dan keistiqamahan dalam menjalankan kewajiban-Mu ya Allah

Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah dijalan-Mu, ya Allah. Anugerahkanlah segala kemuliaan-Mu kepada hamba-Mu ini, ya Allah.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *