Kang Iwan Sang Guru Kunjung

Ketabahan di Balik Kekurangan

Banyak pelajaran yang saya peroleh dari hasil kunjungan ke beberapa siswa. Ada beberapa siswa yang kondisi ekonomi orang tuanya yang sangat memprihatinkan. Entah karena sudah tidak punya ayah sebagai tulang punggug keluarga dengan beberapa sebab. Seperti, perceraian atau sudah meninggal.


Kedatangan saya ke rumah beberapa siswa; tidak bermaksud mengorek cerita tentang keluarga para siswa. Tujuan utamanya adalah sekedar memastikan mereka tetap tinggal di rumah dan melaksanakan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kemampuan mereka. Kunjungan dilaksanakan untuk siswa yang tidak memakai alat komunikasi seperti HP.
Obrolan tentang kehidupan keluarga biasanya muncul di sela-sela perbincangan antara saya dan murid. Namun, terkadang ada yang harus ditanyakan tentang keluarga. Di sinilah munculnya cerita tentang kehidupan keluarga murid saya.

Seperti hari ini, saat saya menunggu murid yang sedang belajar. Sang ibu menceritakan keadaan dirinya.
Sang suami sudah meninggal beberapa waktu yang lalu. Ia tinggal bersama empat anaknya. Yang paling besar hanya tamat kelas tiga SMP dan ikut saudaranya. Tiga adiknya tinggal bersama sang ibu. Untuk menghidupi keluarga ia menerima jasa sebagai tukang cuci pakaian. Namun, sejak munculnya pendemi korona ini, untuk sementara sang ibu tidak bekerja, dan kehidupannya mengandalkan bantuan tetangganya. Kadang kalau kalau tidak ada, mereka puasa.

Anak-anak rupanya cukup maklum kondisi ekonomi keluarganya. Mereka tak pernah menuntut uang jajan. Cukup hanya sekedar makan saja.
Namun, meskipun demikian. Anak-anak ini cukup rajin sekolah. Meskipun tidak terlalu menonjol dalam hal akademik. Bahkan yang duduk di kelas dua ingin melanjutkan ke SMA. Meskipun keluarga ini hidup dalam ekonomi yang kekurangan. Sang ibu tampak tegar. Tidak mengeluh. Bahkan ia merasa malu sering diberi bantuan.

Beberapa kali saya mengunjungi anak ini saya merasa memang keluarga ini cukup tabah. Raut wajah anaknya tidak tampak murung , juga sang ibu. Kecuali kakaknya yang pemalu.

Kisah Pak Iwan ini sengaja saya tulis ulangan disini, agar bisa menjadi motivasi untuk kita semua, bahwa sesungguhnya perjuangan guru itu memang luar biasa. Semoga Pak Iwan selalu diberikan kesehatan, panjang umur dan rizki yang berkah.

Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10219760097610352&id=1156071024

3 Komentar


  1. Terimakasih pak encon materi artikel yang disampaikan diterima dengan baik

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *