Perang Melawan Sampah

Bahagianya bila melihat lingkungan yang bersih. Sampah bisa selalu berada ditempat terbaiknya. Selayaknya manusia ingin berada di tempat yang nyaman Masih saja ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan, baik itu dipinggir jalan, diselokan bahkan disungai. Apa yang menyebabkan ini terjadi? Penulis melihat ha ini, karena rasa tanggungjawab yang kurang dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Jangan-jangan mereka tidak paham akan bahaya sampah yang dibuang sembarangan.

Mengemban amanah sebagai Ketua RW 13 Lebakwangi Asri, sejak Februari 2018 menjadikan urusan sampah itu sebagai prioritas. Bagaimana sampah bisa terangkut oleh petugas kebersihan? Petugas kebersihan sampah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan saat itu, sekarang menjadi Dinas Lingkungan Hidup. Untuk membantu membersihkan fasilitas umum berupa lapangan volley ball dan Posyandu, diangkatlah petugas kebersihan RW. Itu pun sebenarnya ngak sengaja. Melihat seorang bapak-bapak yang sudah cukup umur, tapi masih kekar. Setiap pagi dan sore, selalu membawa sapu lidi besar dan menyapukan daun-daun dipinggir jalan. Depan rumahnya penuh dengan tanaman. Bahkan tak jarang, Abah ini menyimpan tanaman yang dipot disimpan depan Posyandu. Abah akhirnya saya jadikan Petugas Kebersihan RW, dengan konvensasi mendapatkan insentif. Insentif yang jauh dari UMR. Alhamdulillah, Abah bersedia menjadi petugas kebersihan. Bekerja bersama sudah dari 2018, alhamdullah insentif sudah terus bertambah.

Perkembangan linkungan perumahan yang terus berkembang, membuat volume sampah terus bertambah. Kami pengurus RW 13 Lebakwangi berupaya bagaimana sampah bisa terangkut semua. Lokasi perumahan yang baru, merupakan lokasi yang cukup terjal, jalan yang cukup naik menjadikan kendaraan sampah tidak memungkingkan untuk dekat ke lokasi. Warga yang ditempat baru pun setiap hari Kamis, jadwal penarikan sampah akhirnya diijinkan menyimpan sampah di tempat yang telah ditentukan. Bagi warga ini pastinya merasa keberatan. Berbagai upaya dilakukan agar penanganan sampah bisa lebih baik. Diputuskan dalam pertemuan warga, akhirnya dibuatlah bak sampah khusus untuk warga tersebut. Warga kini tidak terlalu jauh untuk menyimpan sampah.

Berbagai tantangan untuk mengelola sampah di linkungan itu ternyata luar biasa. Belum kalau misalnya saat truk sampah datang, akan tetapi ada beberapa jalan yang terhalang oleh kendaraan warga. Warga yang tak memiliki garasi, menyimpan di jalan depan rumahnya. Ini juga permasalahan yang kadang menjadi kendala untuk kelancaran penarikan sampah. Tak jarang Ibu Salwa isteri saya turun ke lapangan untuk membereskan semua. Ya itu dijalani saat tahun ke satu, untuk tahun ke 2 tahun 2019 sudah mulai tertib.

Saat diawal kepengurusan kami membayar sampah kepada Petugas Kebersihan Dinas Kebersihan setiap tanggal 25. Tiga bulan kita kelola dengan baik tagihan iuran ke warga, alhamdulillah dibulan ke empat kita bisa membayar lebih cepat. Bahkan saat penulis membuat tulisan ini pembayaran sudah bisa dilakukan sebelum tanggal 20. Upaya pengurus untuk mendorong warga membayar iuran pun berhasil. Pemeriksaan setiap iuran warga kami lakukan, sehingga kami tahu warga mana yang sudah membayar dan sebaliknya. Kami selalu komunikasikan dengan pengurus RT. Itu cukup berhasil menaikan kesadaran pembayaran iuran warga. Berdasarkan evaluasi penerimaan iuran di tahun 2019, warga yang membayar iuran mencapai 82%. Semoga di tahun 2020 pun ada kenaikan, meskipun target dari pengurus tidaklah terlalu naik banyak, tapi hanya 1%

Mengelola kebersihan dilingkungan menjadi tanggungjawab bersama. Bila anda diamanahi sebagai pengurus linkungan baik RT maupun RW, semoga menjadi ladang kebaikan. Suka duka menjadi pengurus RT dan RW itu memang seru, apalagi yang diurus adalah sampah. Semoga kita semua bisa tetap menjaga linkungan yang bersih dan sehat.

1 Komentar


  1. Salut om bam.. Semoga dicatat sebagai ibadah.. Aamiin

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *