Keajaiban Hujan

Pagi itu hujan sangat lebat. Wah gimana Bapak mau jualan tapi kok diluar hujan lebat sekali, ujarnya kepada isterinya. Ya, ditunggu saja. Biarkan hujannya reda dulu, bapak bisa sejenak sholat dhuha sebentar, isterinya kembali berkata. Bapak Asman pun mengambil air wudhu ke kamar mandi. Tampak wajah yang bingung ada di pak Asman. Saat bergegas masuk ke kamar mandi, tak sengaja ia melirik ke pintu kamar anaknya yang terbuka. Dilihatnya sejenak, tidurnya pulas sekali. Setelah tadi pagi shubuh sholat berjamaah putri semata wayang itu kembali ke tempat tidurnya. Pak Asman jadi teringat obrolan waktu makan sahur tadi, bahwa anaknya yang bernama Salma meminta uang SPP sekolahnya yang sudah 4 bulan belum dibayar. Ah..saya sholat Dhuha dulu guman pak Asman dalam hatinya. Diambilnya sajadah lusuh berwarna biru. Sajadah yang tak lagi tebal, saking sudah lamanya dipakai. Pak Asman sholat di ruang tengah. Istrinya yang sedang duduk di  belakang menatap suaminya yang sedang sholat dhuha, sambil mendoakan semoga Allah memberikan kemudahan dalam setiap urusan. Tak sadarkan diri air mata Bu Asman pun menetes. Ternyata Bu Asman ingat kejadian 4 tahun kebelakang. Kondisi saat itu dalam keadaan serba ada, pak Asman saat itu terkenal sebagai pengusaha. Kendaaraan roda empat, roda dua pun dimilikinya. Rumah pun untuk ukuran mereka bertiga terbilang mewah.

Rupanya hujan di luar masih deras, Ibu Asman memperhatikan suaminya yang sedang sholat. Dua rakoaat pertama sudah selesai, terlihat Pak Asman bangkit kembali dengan mengucapkan takbir untuk melaksanakan sholat dhuha , dua rokaat berikutnya. Di luar hujan semakin deras. Ibu Asman yang masih duduk termenung dengan masih menatap suaminya yang sedang sholat, pikirannya melayang. Rasa kesal muncul pada sosok sahabat suaminya, yang mengajak bisnis lebih besar lagi. Memang dalam 1 tahun bisnisnya lancar, akan tetapi dalam tahun ke dua, ternyata sahabat suaminya itu memiliki hutang usaha. Sahabat suaminya menghilang, sebagai rasa tanggungjawab semua harta saat itu ia bayarkan untuk memutup hutang usaha. Harta yang tersisa hanya cukup untuk ngontrak rumah dan modal usaha berjualan perabot rumah tangga. Setiap hari selama 4 tahun keluarga Pak Asman hanya mengadalakan dari jualan perabot rumah yang ditanggung. Suaminya harus keliling dari kampung ke kampung untuk menjajakan barang daganggnya.

Tangan Ibu Asman segera membasuh air mata yang menetes, terlihat suaminya selesai sholat dan berdoa. Dilipatnya sajadah yang sudah dekil itu.

Tiba-tiba terdengarlah suara yang mengetuk pintu depan rumah. Seorang laki-laki paruh baya berjas rapih, tampak wajahnya basah kehujanan. Assalamualaikum….. terdengar suara itu dari luar.

Pak Asman dan Bu Asman berbarengan mengucapkan Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. Bu Asman bergegas membukakan pintunya. Maaf mau kesiapa ? sapa Bu Asman ramah. Seorang laki-laki itu kemudian membalasnya Saya mau bertemu dengan Pak Asman, apakah rumahnya disini ? Oh..iya saya Asman, silahkan masuk pak. Mereka duduk di ruang tamu sempit, yang hanya ada kursi 2 buah ditambah meja tamu kecil. Silahkan duduk , ibu Asman mempersilahkan duduk. Pak Asman dan lelaki itu pun duduk. Bu Asman segera ke ruang tengah, membawa kursi pelastik untuk menemani mereka.

Begini pak kenalkan saya Rian, saya anak dari Bapak Usep. Saya dapat amanah untuk memberikan cek sebesas lima ratus juta, ini saya dapatkan dalam surat wasiat ayah saya yang baru seminggu kemarin meninggal. Pak Asman dan Bu Asman pun terkaget mendengar perkataaan Rian itu.  Memang ini uang apa ya ? Sambil ia mengingat ingat bahwa saat itu harta Pak Asman habis karena membayar hutang sahabatnya kepada Bapak Usep.

Begini saja, saya ngak bisa lama pak. Ini mohon diterima cek ini, agar almarhum ayah saya bisa tenang di alam kubur. Dikeluarkanlah amplop putih dalam tasnya , kemudian amplop itu diberikan kepada pa Asman. Saya pamit ya pak bu…. Assalamualaikum, mereka tampak terdiam sambil memegang amplop putih. Dibukanya amplop putih itu, sambil baru sadar Bapak Ibu Asman baru membalas salamnya. Waalaikumsalam. Benarlah cek senilai lima ratus juta itu kini di tangannya. Ucapan syukur keluar dari kedua pasangan suami isteri dan membangunkan putrinya yang sedang tidur pulas..  

5 Komentar


  1. Sepertinya masih menggantung cerita nya bisa dilanjut om Bam..

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *